Kata Orang

Dua puluh tahun lebih aku hidup di bumi Indonesia ini. Ketika aku masih kecil aku belum tahu apa-apa. Bahkan sekarang aku juga belum mengenal banyak tentang tanah kelahiranku ini.

Kata orang negeriku negeri kaya. Tapa mataku masih saja menyaksikan banyak orang kekurangan yang setiap hari harus melawan kerasnya dunia. Ada yang harus merelakan nyawa melayang karena tak sanggup lagi memerangi penyakit-penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Ada yang nampaknya harus menikmati kehidupannya di tempat yang aku rasa kurang layak. Penjara dan rumah sakit jiwa. Dan lagi, banyak anak-anak yang harus kehilangan masa anak-anaknya yang ceria. Untuk apa? hanya untuk bertahan hidup di negeri Indonesia ini.

(rivanputra.wordpress.com)

Kata orang Bangsaku bangsa yang Bhineka Tunggal Ika. Tapi apa?? akhir-akhir ini sering aku melihat kabar rusuh. Dimana-mana ada kerusauhan. Karena apa? SARA. Saling menghujat satu sama lain. Tanpa ada satu pihak pun yang berkenan berfikir lebih luas lagi dan menyelesaikan permasalah secara kekeluargaan. Mungkin musyawarah untuk mufakat sudah tak dianut lagi.
(andukot.wordpress.com)

Lagi-lagi kata orang. Katanya sedang banyak tikus berkuasa. Tapi aku tak tahu sih. Yang pasti tikus adalah binatang yang sangat tidak kusuka. Lalu jalan apa yang ditempuh untuk memberantas tikus-tikus liar tapi rapi itu? Memang banyak yang diselidiki dan ditangkap. Tapi yang mengalihkan perhatian itu lebih banyak. Ya mau nggak mau kasus tak pernah tuntas.
(hukum.kompasiana.com)


O.iya kata sejarah juga, meskipun aku tak terlalu baik dalam mempelajari sejarah, negaraku adalah negara demokrasi. Kebebasan pers sudah tak dibelenggu lagi. Tapi, pers sudah menjadi lahan bisnis yang menggiurkan. Antara media satu dan media yang lain terkeesan saling menjatuhkan. Dengan mengatasnamakan rakyat Indonesia, mereka pun saling menghujat. Rakyat yang tak tahu menahu tentang dunia pers hanya dapat mengikuti yang mereka terima pada saat itu juga. Dan juga sekarang kehidupan pribadi orang mejadi tontonan dan berita yang menggemparkkan. Akhirnya banyak yang hanya menduga satu sisi kehidupan yang mereka tak tahu pastinya itu.
(matanews.com)


Situasi rumit yang diperumit menjadi tontonan negara dan bangsa lain. Bahkan mungkin diantara mereka tertawa terpingkal melihat ulah kita yang semakin tak terarah.

Gila. Semua sungguh menjadi gila. Yang berkuasa semakin gila kekuasaan. Yang berharta semakin gila dengan harta. Dan kami yang sengsara juga semakin gila karena kesengsaraan yang tak pernah berujung. Lama kelamaan Rumah Sakit Jiwa diseluruh IIndonesia penuh sesak.

Aku rasa di Indonesia banyak kaum intelektual. Tapi kemana mereka? Keintelektualan hanyalah title. Humanisme dan sosialisme mereka luntur. Luntur karena apa? Ya karena carut marutnya seluruh komponen negara ini.

Saatu hal lagi. Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Tapi kemana mereka? Tenggelam oleh kasus yang lebih menggiurkan bayarannya. Cobalah yang masih berkenan menengok prestasi anak-anak bangsa ini. Paling tidak itu yang sanggup mengembalikan senyum rakyat "biasa" yang mungkin sudah cukup jenuh dengan isu-isu yang ada.
(inioke.com)

Memang tak pantas rasanya aku menuliskan kejelekan bangsa dan negaraku sendiri. Tapi ini hanyalah secelotehku menanggapi keadaan Indonesia saat ini. Aku pun tak ingin ini berlangsung lama. Aku ingin Indonesia damai. Dan kuakui aku juga tak mampu berbuat banyak untuk Indonesiaku. Aku bukan apa-apa. Mungkin hanya sebagian kecil yang tak terlihat yang mampu kulakukan. Doa. SEkali lagi ini semua adalah sejauh yang aku ketahui selama ini. Mohon maaf jika ada pihak yang tidak berkenana dengan tulisan ini.
(ukhuwatufillahi.blogspot.com)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment